20/03/12
BAHAYA SAOS BOTOL
anda sangat gemar mengkonsumsi
jajanan pinggir jalan dengan
dicampuri saos ? Jika
benar maka sebaiknya anda
hentikan kebiasaan tersebut. Saos-saos tersebut bisa saja
mengandung zat aditif seperti
bahan pengawet, pewarna,
penguat rasa (mono sodium
glutamat) dan lain sebagainya.
Dan alasan itulah yang memicu hal-hal yang tidak kita
inginkan, seperti misalnya dari
bahan mono sodium glutamat
yang merupakan zat yang sulit
dicerna oleh alat cerna
manusia, otomatis unsur nutrisi yang lain
pencernaannya juga akan
terhambat, jika tubuh sudah
sulit untuk mendapat asupan
gizi,
maka jangan heran jika perkembangan otaknya juga
lambat. Serta bahan pengawet
yang dikonsumsi terus-
menerus oleh tubuh bisa
mengakibatkan kankerr hati.
Hal ini karena bahan pengawet yang bersifat racun bagi tubuh.
Dan hati yang tugasnya
menetralkan racun di dalam
tubuh tidak akan bisa bekerja
secara maksimal apabila racun
dari saos tersebut terlalu banyak dan terus-menerus. Selain itu faktor lain adalah
ketika saos tersebut
dipasarkan bisa saja terjadi
perubahan terhadap saos
tersebut, bisa karena
penyimpanan yang tidak benar, suhu penyimpanan
yang salah, ataupun saos
tersebut sudah kadaluarsa.
Banyaknya saos-saos yang
mengandung zat-zat
berbahaya beredar di masyarakat karena semakin
banyanknya home industri
yang bermunculan yang tidak
memakai aturan yang benar
untuk membuat saos,
yang pada akhir-akhir ini banyak kita ketahui investigasi
saos yang tidak berlabel
ataupun labelnya hanya
menggunakan sablon biasa
terbuat dari bahan pepaya
yang hampir busuk bukan tomat segar yang kemudian
dicampur dengan bahan
pengawet mayat yaitu
formalin sehingga awet dan
rasanya yang cenderung gurih
dari penyedap kain batik yang sangat tidak aman untuk
tubuh dan kalau membuat
saos sambal dari sisa cabe yang
sudah tidak segar terkadang
tercampur ulet atau belatung!!.
Pemerintah dalam hal ini
Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) telah
memberikan peraturan tentang
batasan dalam pembuatan saos
itu sendiri serta melakukan beberapa kali razia terhadap
saos yang mengandung zat-zat
berbahaya, seperti pewarna,
pengawet, dan msg. BPOM juga
mengeluarkan peraturan
dalam Pasal 26 Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
No. 722/Menkes/PER/IX/88 . Pasal itu menyebutkan
kandungan natrium benzoat yang diperbolehkan dalam
suatu produk, adalah
maksimal 600mg/kg untuk produk kecap, sementara
untuk aneka saos maksimal 1.000 mg/kg. Beberapa produsen saos cabai
ada yang melakukan fortifikasi
yaitu penambahan zat-zat gizi
tertentu biasanya berupa
vitamin dan mineral. Hal
tersebut dapat dilihat pada label kemasannya. Dengan
karakteristiknya yang kental
dan berwarna, saos cabai,
cukup menguntungkan untuk
difortifikasi dengan beberapa
zat gizi. Ke dalam saos cabai dapat ditambahkan zat gizi
mikro yang sangat penting
bagi kesehatan seperti mineral
iodium (untuk mencegah
gondok, kertinisme dan
gangguan kecerdasan), zat besi (mencegah
anemia gizi), dan vitamin A
(mencegah gangguan proses
penglihatan dan kebutaan).
Ketiga zat gizi mikro tersebut
sangat perlu ditambahkan mengingat masih banyaknya
masalah gizi kurang akibat
kekurangan zat-zat tersebut.
Fortifikasi zat gizi ke dalam
berbagai produk pangan hasil
industri sangat berarti bagi pengentasan berbagai masalah
yang menyangkut gizi. Masyarakat seharusnya tidak
perlu resah. Saos yang aman
dari zat-zat berbahaya juga
ada. Seperti saos dari AB* dan
Ind*food. Hal tersebut sudah
terjamin karena kedua merk tersebut telah didaftarkan dan
diawsai oleh BPOM. Tetapi
kebanyakan mengkonsumsi
saos juga tidak baik karena
tidak baik untuk usus dan
lambung.
Sumber:moulthe13th.wordpress.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar