Ikan gurami
sudah
dibudidayakan
sejak
jaman
dahulu. Karena rasanya yang begitu lezat, ikan gurami saat ini difavoritkan sebagai makanan
utama di rumah makan dan masyarakat sekitar. Banyak pembudidaya ikan gurami dari dalam jawa maupun luar jawa terutama di Indonesia sendiri. Budidaya ikan gurami sangat digemari masyarakat karena harganya yang mahal dan budidaya yang tidak sulit. Banyak cara budidaya tentang
perawatan ikan gurami yang tersaji di berbagai media. Blogiztic.net sendiri akan mengupas cara budidaya ikan gurami yang benar, ada beberpa sebagai berikut.
Induk yang akan dipilih Ciri -ciri ikan gurami yang akan dipilih memiliki kriterial sebagai berikut.
- Perut membesar kearah belakang
- Anus akan nampak putih kemerahan
- Jika perut diraba akan terasa lembek Kolam yang harus dipersiapkan - Luas kolam 200 – 300 m persegi
- Kedalaman kolam 1 – 1,5 m
- Kedalaman air 0,7 – 1,0 m
- Pada saluran pemasukan dipasang saringan kasa plastik
- Pada pintu pengeluaran dibuat monik Proses pemijahan - Pemasukan induk yang sudah lolos seleksi
- Perbandingan jantan dan betina adalah 1:3
- Setelah seminggu induk jantan akan membuat sarang
- Pada hari ke-15 induk akan memijah Ciri -ciri sarang berisi telur - Sarang atau sosog sudah tertutup penuh oleh injuk
- Sarang akan ditunggui oleh induk betina Penanganan benih Pengambilan telur, Alat :
- Ember yang berisi air
- Scope net
Caranya
1. Sarang yang berisi telur diambil dan disimpan pada ember yang berisi air
2. Bila ada yang tercecer di kolam telur diambil dengan menggunakan scope net
3. Bawa telur ke ruang penetasan
4. Keluarkan telur dari sarangnya sedikit demi sedikit. Telur yang terlepas diambil dan
masukkan kedalam ember berisi air yang telah disediakan sebelumnya
6. Bila masih ada telur yang menempel, kibas-kibaskan bagian injuk tersebut dengan
hati-hati maka telur akan terlepas
7. Kemudian telur dicuci dengan air bersih sebanyak 3 kali
8. Pada saat mencuci tambahkan Mb atau Mg untuk mencegah terhadap serangan hama
penyakit.
9. Telur yang sudah dicuci lalu dimasukan kedalam bak penetasan yang telah dipasang
serasi dan hitter Pemeliharaan dan penetesan - Air dalam bak penetasan harus bersih Kedalaman air 20 cm
- Telur yang tidak dibuahi atau
tidak menetas harus dibuang
- Telur akan menetas setelah 2 – 3 hari dengan suhu 27 -28 0C
- Larva berada pada bak penetasan selama selama 10 hari
- Setelah itu dipindahkan kedalam bak pendederan Siapkan bak pendederan Bak pendederan dengan ukuran 2,5 m x 4,5 m isi larva 2000 ekor, dan bak pendederan
dipersiapkan 2 – 3 hari sebelum ditanami larva. Tahap-tahap persiapan bak pendederan - Bak dibersihan dan dikeringkan
- Pemupukan dengan pupuk kandang
- Pengapuran
- Pemasukan air dan diendapkan selama 1 hari
- Penanaman benih dapnia
- Pemasangan aerator Penanaman benih - Penanaman benih benih dilakukan setelah persiapan selesai.
- Selama di bak pendederan benih hanya diberi pakan alami berupa dapnia
- Benih berada dalam bale pendederan sampai 14 hari dari penanaman Pemeliharaan benih Dalam pemeliharaan benih ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Mengamati keadaan air
- Penambahan pupuk kandang Pemanena benih Pemanenan di lakukan pada pagi hari antara jam 07 – 09.00. Siapkan
- Wadah berisi air dan beraerasi
- Scope net
Caranya :
1. Air dikeluarkan sedikit demi sedikit
2. Penangkapan benih dilakukan dengan scope net
3. Simpan benih hasil tangkapan pada wadah yang beraerasi, pads pemanenan air jangan
sampai keruh dan saluran pengeluaran dipasang saringan, dan setelah selesai bak
dibersihkan dan disiapkan untuk pendederan berikutnya.
Sumber: www.blogistic.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar